Menelusuri Gua Pindul dan Legenda Joko Singlulung
menelusuri-gua-pindul-dan-legenda-joko-singlulung
KOLABORASI.COM, Jakarta - Jika berwisata atau liburan ke Gunungkidul, Yogyakarta, masukkan Sungai Gua Pindul ke dalam daftar tempat yang akan kamu kunjungi. Berbeda dengan wisata sungai lainnya, sungai yang ada di Gua Pindul memiliki arus tenang dan jalur yang pendek, sehingga tidak cocok diarungi dengan perahu karet yang biasa digunakan untuk arung jeram. Di sungai ini, pengunjung hanya memerlukan ban dalam berukuran sedang atau besar yang diberi tali bersilang sebagai tempat duduk dan pelampung untuk menyusuri sungai, biasa disebut cave tubing.
Objek wisata ini berupa perjalanan memasuki dan menyusuri gua. Namun karena dasar gua berupa aliran sungai, maka untuk menjelajahinya memerlukan ban dalam dan pelampung. Pengunjung akan diberikan pelampung dan ban dalam oleh operator, kemudian pemandu akan memberikan penjelasan dan arahan saat menyusuri dalam gua. Bagi yang ingin membawa ponsel untuk memotret aktivitas penyusuran gua, dapat menggunakan pelindung ponsel yang banyak dijual di sekitar gua.
Memasuki gua, wisatawan akan mulai melihat dinding gua yang terkena sinar dari luar, stalaktit dan stalagmit mulai terlihat. Namun, setelah memasuki lebih dalam suasana gelap tanpa cahaya membuat wisatawan tak dapat melihat apa pun. Suara akan menggema terpantulkan dinding gua. Meski suara sudah direndahkan, tetap terdengar lebih keras akibat gema. Sesekali kelelawar terdengar dan bayangannya terlihat di atas dinding. Bagi yang membawa senter atau ponsel, dapat melihat kelelawar dengan menyorotkan sinarnya ke dinding atas gua.
Panjang gua sendiri 350 meter dan lebar sekitar 5 meter. Di tengah penyusuran, wisatawan akan menemukan sebuah lubang besar di atap gua yang membuat sinar matahari masuk. Lokasi ini sangat cocok untuk diabadikan. Cahaya yang masuk dan memantul di air serta dinding gua yang berkarakter akan membuat hasil gambar yang indah dan menakjubkan. Terkadang ada juga yang berhenti dan turun dari ban pelampung ke dinding gua, lalu melompat ke sungai sambil berteriak. Momen ini menjadi favorit banyak wisatawan.
Gua Pindul yang terdapat di Desa Bejiharjo yang memiliki kawasan perbukitan karst dan dominan bebatuan. Ada legenda sendiri mengenai penamaan Gua Pindul yang sudah dipercayai masyarakat secara turun-temurun. Nama gua ini diambil dari kisah perjalanan Joko Singlulung yang mencari ayahnya. Ia menelusuri hutan belantara dan menelusuri tujuh gua yang memiliki aliran air di bawahnya. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah gua. Saat sedang menelusuri aliran sungai di bawah gua, kepala Joko Singlulung terbentur batu berukuran besar. Dalam Bahasa Jawa, terbentur disebut gebendul. Lama-kelamaan aksen tersebut meluruh menjadi pindul, sehingga dinamakanlah Gua Pindul.
Perjalanan penyusuran dilanjutkan dengan memasuki lorong gua yang gelap lagi, sampai akhirnya tiba di ujung gua dan penyusuran selesai. Meski jalurnya pendek, pada musim libur tempat ini ramai dan padat pengunjung. Bahkan antirannya bisa sangat panjang
TAGS:
References (15)
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
WEBINAR
Menelusuri Gua Pindul dan Legenda Joko Singlulung
menelusuri-gua-pindul-dan-legenda-joko-singlulung
KOLABORASI.COM, Jakarta - Jika berwisata atau liburan ke Gunungkidul, Yogyakarta, masukkan Sungai Gua Pindul ke dalam daftar tempat yang akan kamu kunjungi. Berbeda dengan wisata sungai lainnya, sungai yang ada di Gua Pindul memiliki arus tenang dan jalur yang pendek, sehingga tidak cocok diarungi dengan perahu karet yang biasa digunakan untuk arung jeram. Di sungai ini, pengunjung hanya memerlukan ban dalam berukuran sedang atau besar yang diberi tali bersilang sebagai tempat duduk dan pelampung untuk menyusuri sungai, biasa disebut cave tubing.
Objek wisata ini berupa perjalanan memasuki dan menyusuri gua. Namun karena dasar gua berupa aliran sungai, maka untuk menjelajahinya memerlukan ban dalam dan pelampung. Pengunjung akan diberikan pelampung dan ban dalam oleh operator, kemudian pemandu akan memberikan penjelasan dan arahan saat menyusuri dalam gua. Bagi yang ingin membawa ponsel untuk memotret aktivitas penyusuran gua, dapat menggunakan pelindung ponsel yang banyak dijual di sekitar gua.
Memasuki gua, wisatawan akan mulai melihat dinding gua yang terkena sinar dari luar, stalaktit dan stalagmit mulai terlihat. Namun, setelah memasuki lebih dalam suasana gelap tanpa cahaya membuat wisatawan tak dapat melihat apa pun. Suara akan menggema terpantulkan dinding gua. Meski suara sudah direndahkan, tetap terdengar lebih keras akibat gema. Sesekali kelelawar terdengar dan bayangannya terlihat di atas dinding. Bagi yang membawa senter atau ponsel, dapat melihat kelelawar dengan menyorotkan sinarnya ke dinding atas gua.
Panjang gua sendiri 350 meter dan lebar sekitar 5 meter. Di tengah penyusuran, wisatawan akan menemukan sebuah lubang besar di atap gua yang membuat sinar matahari masuk. Lokasi ini sangat cocok untuk diabadikan. Cahaya yang masuk dan memantul di air serta dinding gua yang berkarakter akan membuat hasil gambar yang indah dan menakjubkan. Terkadang ada juga yang berhenti dan turun dari ban pelampung ke dinding gua, lalu melompat ke sungai sambil berteriak. Momen ini menjadi favorit banyak wisatawan.
Gua Pindul yang terdapat di Desa Bejiharjo yang memiliki kawasan perbukitan karst dan dominan bebatuan. Ada legenda sendiri mengenai penamaan Gua Pindul yang sudah dipercayai masyarakat secara turun-temurun. Nama gua ini diambil dari kisah perjalanan Joko Singlulung yang mencari ayahnya. Ia menelusuri hutan belantara dan menelusuri tujuh gua yang memiliki aliran air di bawahnya. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah gua. Saat sedang menelusuri aliran sungai di bawah gua, kepala Joko Singlulung terbentur batu berukuran besar. Dalam Bahasa Jawa, terbentur disebut gebendul. Lama-kelamaan aksen tersebut meluruh menjadi pindul, sehingga dinamakanlah Gua Pindul.
Perjalanan penyusuran dilanjutkan dengan memasuki lorong gua yang gelap lagi, sampai akhirnya tiba di ujung gua dan penyusuran selesai. Meski jalurnya pendek, pada musim libur tempat ini ramai dan padat pengunjung. Bahkan antirannya bisa sangat panjang
Apr 11, 2023 last edited03 comments
References (15)
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
03 comments
willimes doe
12 june 2017 replyQuis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.
Qlark Jack
22 july 2017 replyQuis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.
Olivia Take
15 jan 2016 replyQuis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.