Place your ads here

INSIGHT

Iklan

Tips Membangun Bisnis Buat Kamu yang Bosan Kerja Kantoran

Admin
|
Bisnis

KOLABORASI.COM, Jakarta - Buat sebagian orang, kerja di sebuah perusahaan punya orang lain bukan pekerjaan impian. Membangun bisnis dari nol dengan harapan memenuhi kebutuhan pasar bisa jadi panggilan buat kamu yang berjiwa bisnis sejati.

 

Masalahnya bikin perusahaan itu ga semudah yang kita bayangkan. Ada banyak banget hal yang perlu kamu pertimbangkan saat membangun bisnis dan itu bakal beda banget dengan pengalaman kerja kantoran.

 

Emily Heyward, pendiri Red Antler yang bermarkas di Brooklyn, Amerika Serikat, ini menulis pengalaman membangun bisnisnya ke dalam artikel berjudul So You Want to Be an Entrepreneur? di Harvard Business Review. Emily yang lama bekerja sebagai budak korporat di perusahaan agensi iklan merasa waktu di kantor lamanya dia terlalu bosen, stres, dan takut tiap Minggu malam mikirin hari kerja di esok hari. Setelah mendapat wejangan dari bosnya, Emily paham bahwa stres yang dia alami bukan karena kerjaannya yang banyak tapi lebih karena minimnya kendali yang dia punya untuk membuat perubahan. Itu sebabnya dia memutuskan membuat perusahaannya sendiri.

 

Emily sadar ga sedikit orang yang punya pengalaman dan keinginan serupa yakni keluar dari pekerjaannya yang bikin stres dan membangun mimpi sebagai pengusaha. Emily yang mendapat predikat salah satu pengusaha paling penting di dekade ini dari majalah Inc. punya saran buat yang ingin beralih dari kerja kantoran ke bisnis.

 

Identifikasi masalah sebelum memulai bisnis bisa muncul dari mana aja. Seringnya identifikasi masalah bisa ditemukan oleh orang yang udah kerja di suatu industri. Mungkin aja identifikasi itu muncul karena kamu konsumen setia dari produk tertentu. Dari mana pun sumber identifikasinya, kamu perlu pastikan masalah yang dipilih itu sesuatu yang bikin kamu ingin banget pecahkan.

 

Bisnis jaman sekarang butuh wajah sebagai representasi perusahaan di hadapan konsumen atau publik. Hadir di publik ngasih kesan yang humanis di hadapan publik. Apalagi kalau kamu punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan. Sebagai catatan, kamu enggak perlu sharing semua kehidupan pribadi ke orang-orang. Keinginan berkomunikasi langsung ke konsumen bisa menimbulkan hubungan khusus dengan mereka. Dengan demikian, mereka bisa jatuh hati bukan cuma karena produk yang kamu miliki, tapi juga mendukung kesuksesan bisnis kamu.

 

Emily yakin banget seseorang yang ingin membangun bisnis dari nol butuh banget co-founder. Kenapa demikian? Pertama, rekan kerja dengan kemampuan yang berbeda akan sangat penting untuk mengisi kekurangan yang kamu miliki sehingga bisa saling melengkapi. Kedua, kamu punya seseorang untuk berbagi tanggung jawab, rasa takut, sekaligus teman berbagi selama membangun bisnis. Sebab saat jadi bos, kamu bakal kesulitan menjalin pertemanan yang setara dengan karyawan yang kamu pekerjakan. Kalau terlanjur enggak punya partner, usahakan bangun jejaring yang kamu percaya bisa bantu mengembangkan bisnis kamu.Tapi selalu ingat, jangan sembarangan pilih partner bisnis ya, Genks.

 

Tentukan nilai tambah yang bermanfaat

 

Kompetisi adalah keniscayaan dalam sebuah bisnis. Seunik apapun ide bisnis kamu, persaingan pasti akan ada. Emily mengingatkan kompetisi bukan tentang siapa yang paling cepat, melainkan siapa yang memberikan nilai paling bermanfaat bagi konsumen. "Konsumen punya kuasa dan pilihan yang lebih besar dari sebelumnya, mereka akan memilih dan setia pada perusahaan yang jelas memihak mereka," kata Emily. Jadi pastikan bisnis kamu puna nilai yang cocok untuk konsumen.

 

Totalitas adalah kunci

Sebagai orang yang dulu lama kerja kantoran, Emily tau betul membangun bisnis ga bisa setengah-setengah. Itu sebabnya dia memberanikan diri keluar dari kerjaannya selama 15 tahun. "Mendirikan perusahaan itu lebih mirip punya lima pekerjaan sekaligus dibanding kerja part-time. Kalau kamu coba melakukannya dari 'pinggir' aja, bakal lebih banyak waktu yang kamu perlukan untuk mencapai tujuan," ujar Emily. Kamu wajib berjuang dan kreatif untuk menyambung nafas bisnis kamu agar bisa tetap bersaing dengan kompetitor. Namun menurut Emily semua itu akan sepadan ketika kamu udah berusaha 100% dalam menciptakan hasil akhirnya.


BAGIKAN:
TAGS:

03 comments

  • willimes doe
    12 june 2017 reply

    Quis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.

    • Qlark Jack
      22 july 2017 reply

      Quis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.

  • Olivia Take
    15 jan 2016 reply

    Quis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.

References (15)

  • Edit Post Edit This Post within a Hour
  • Hide Post Hide This Post
  • Delete Post If inappropriate Post By Mistake
  • Report Inappropriate content
Sarah K. added a chapter published: Sep,15 2020
  • Edit Post Edit This Post within a Hour
  • Hide Post Hide This Post
  • Delete Post If inappropriate Post By Mistake
  • Report Inappropriate content
Jack Carter added a chapter published: Sep,15 2020
  • Edit Post Edit This Post within a Hour
  • Hide Post Hide This Post
  • Delete Post If inappropriate Post By Mistake
  • Report Inappropriate content
William John added a chapter published: Sep,15 2020

WEBINAR

SURVEY

Iklan

Tips Membangun Bisnis Buat Kamu yang Bosan Kerja Kantoran

Bisnis
Admin Last Update: Jul 28, 2022

KOLABORASI.COM, Jakarta - Buat sebagian orang, kerja di sebuah perusahaan punya orang lain bukan pekerjaan impian. Membangun bisnis dari nol dengan harapan memenuhi kebutuhan pasar bisa jadi panggilan buat kamu yang berjiwa bisnis sejati.

 

Masalahnya bikin perusahaan itu ga semudah yang kita bayangkan. Ada banyak banget hal yang perlu kamu pertimbangkan saat membangun bisnis dan itu bakal beda banget dengan pengalaman kerja kantoran.

 

Emily Heyward, pendiri Red Antler yang bermarkas di Brooklyn, Amerika Serikat, ini menulis pengalaman membangun bisnisnya ke dalam artikel berjudul So You Want to Be an Entrepreneur? di Harvard Business Review. Emily yang lama bekerja sebagai budak korporat di perusahaan agensi iklan merasa waktu di kantor lamanya dia terlalu bosen, stres, dan takut tiap Minggu malam mikirin hari kerja di esok hari. Setelah mendapat wejangan dari bosnya, Emily paham bahwa stres yang dia alami bukan karena kerjaannya yang banyak tapi lebih karena minimnya kendali yang dia punya untuk membuat perubahan. Itu sebabnya dia memutuskan membuat perusahaannya sendiri.

 

Emily sadar ga sedikit orang yang punya pengalaman dan keinginan serupa yakni keluar dari pekerjaannya yang bikin stres dan membangun mimpi sebagai pengusaha. Emily yang mendapat predikat salah satu pengusaha paling penting di dekade ini dari majalah Inc. punya saran buat yang ingin beralih dari kerja kantoran ke bisnis.

 

Identifikasi masalah sebelum memulai bisnis bisa muncul dari mana aja. Seringnya identifikasi masalah bisa ditemukan oleh orang yang udah kerja di suatu industri. Mungkin aja identifikasi itu muncul karena kamu konsumen setia dari produk tertentu. Dari mana pun sumber identifikasinya, kamu perlu pastikan masalah yang dipilih itu sesuatu yang bikin kamu ingin banget pecahkan.

 

Bisnis jaman sekarang butuh wajah sebagai representasi perusahaan di hadapan konsumen atau publik. Hadir di publik ngasih kesan yang humanis di hadapan publik. Apalagi kalau kamu punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan. Sebagai catatan, kamu enggak perlu sharing semua kehidupan pribadi ke orang-orang. Keinginan berkomunikasi langsung ke konsumen bisa menimbulkan hubungan khusus dengan mereka. Dengan demikian, mereka bisa jatuh hati bukan cuma karena produk yang kamu miliki, tapi juga mendukung kesuksesan bisnis kamu.

 

Emily yakin banget seseorang yang ingin membangun bisnis dari nol butuh banget co-founder. Kenapa demikian? Pertama, rekan kerja dengan kemampuan yang berbeda akan sangat penting untuk mengisi kekurangan yang kamu miliki sehingga bisa saling melengkapi. Kedua, kamu punya seseorang untuk berbagi tanggung jawab, rasa takut, sekaligus teman berbagi selama membangun bisnis. Sebab saat jadi bos, kamu bakal kesulitan menjalin pertemanan yang setara dengan karyawan yang kamu pekerjakan. Kalau terlanjur enggak punya partner, usahakan bangun jejaring yang kamu percaya bisa bantu mengembangkan bisnis kamu.Tapi selalu ingat, jangan sembarangan pilih partner bisnis ya, Genks.

 

Tentukan nilai tambah yang bermanfaat

 

Kompetisi adalah keniscayaan dalam sebuah bisnis. Seunik apapun ide bisnis kamu, persaingan pasti akan ada. Emily mengingatkan kompetisi bukan tentang siapa yang paling cepat, melainkan siapa yang memberikan nilai paling bermanfaat bagi konsumen. "Konsumen punya kuasa dan pilihan yang lebih besar dari sebelumnya, mereka akan memilih dan setia pada perusahaan yang jelas memihak mereka," kata Emily. Jadi pastikan bisnis kamu puna nilai yang cocok untuk konsumen.

 

Totalitas adalah kunci

Sebagai orang yang dulu lama kerja kantoran, Emily tau betul membangun bisnis ga bisa setengah-setengah. Itu sebabnya dia memberanikan diri keluar dari kerjaannya selama 15 tahun. "Mendirikan perusahaan itu lebih mirip punya lima pekerjaan sekaligus dibanding kerja part-time. Kalau kamu coba melakukannya dari 'pinggir' aja, bakal lebih banyak waktu yang kamu perlukan untuk mencapai tujuan," ujar Emily. Kamu wajib berjuang dan kreatif untuk menyambung nafas bisnis kamu agar bisa tetap bersaing dengan kompetitor. Namun menurut Emily semua itu akan sepadan ketika kamu udah berusaha 100% dalam menciptakan hasil akhirnya.

Mar 03, 2023 last edited

03 comments

  • willimes doe
    12 june 2017 reply

    Quis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.

    • Qlark Jack
      22 july 2017 reply

      Quis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.

  • Olivia Take
    15 jan 2016 reply

    Quis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.

References (15)

  • Edit Post Edit This Post within a Hour
  • Hide Post Hide This Post
  • Delete Post If inappropriate Post By Mistake
  • Report Inappropriate content
Sarah K. added a chapter published: Sep,15 2020
  • Edit Post Edit This Post within a Hour
  • Hide Post Hide This Post
  • Delete Post If inappropriate Post By Mistake
  • Report Inappropriate content
Jack Carter added a chapter published: Sep,15 2020
  • Edit Post Edit This Post within a Hour
  • Hide Post Hide This Post
  • Delete Post If inappropriate Post By Mistake
  • Report Inappropriate content
William John added a chapter published: Sep,15 2020
Category :
Tags: